Kesehatan merupakan bagian penting
dalam kehidupan manusia yang harus selalu diperhatikan dan mendapat prioritas
penting dalam keberadaannya. Kompleksnya masalah kesehatan menuntut manusia
berpikir sedemikian rupa untuk meminimalisir dampak-dampaknya, dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Kesehatan menyertai kehidupan manusia dan juga
dapat berakibat pada berakhirnya kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena
itu, setiap manusia tanpa terkecuali harus memperhatikan kualitas derajat
kesehatannya.
Masalah kesehatan muncul
diantaranya, rendahnya kesadaran manusia untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), masih tingginya angka kesakitan (morbiditas) akibat penyakit
infeksi, rendahnya kualitas gizi masyarakat, kematian ibu dan bayi, dan masih
banyak lagi. Masalah-masalah ini muncul tentunya sebagai dampak dari lemahnya
sistem kesehatan. Banyak daerah-daerah di Indonesia dengan masalah-masalah
kesehatan di atas sebagai akibat dari lemahnya sistem kesehatan daerah.
Lemahnya input bahkan proses dalam sistem
kesehatan daerah membuat output pun
tidak maksimal sehingga berdampak pada berbagai masalah kesehatan. Hal-hal yang
berkaitan dengan lemahnya input diantaranya
persoalan SDM yang terbatas pada rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk
maupun sarana/fasilitas serta spesialisasi tenaga pun yang masih sangat rendah;
selain itu infrastruktur yang masih rendah berkaitan dengan sarana prasarana,
obat dan perbekalan. Hal ini tentu erat
kaitannya bahkan berhubungan langsung dengan kemampuan fiscal daerah.
Begitu pun pada bagian proses, dimana pemberdayaan masyarakat melalui
upaya-upaya kesehatan berbasis masyarakat masih sangat bergantung pada bantuan
pihak asing maupun swasta karena tidak didonor secara mumpuni oleh kemampuan
fiscal daerah dalam hal ini pemerintah daerah. Sampai saat ini peran donor
dalam pembiayaan sektor kesehatan masih cukup signifikan, terutama untuk
penyakit TBC, HIV/AIDS dan Malaria. Dengan adanya isu pengurangan dana bertahap
hingga ke pengalihan dana donor untuk prioritas lain, maka tantangan bagi
kelangsungan program kesehatan menjadi semakin kritis. Keterbatasan pembiayaan sektor
kesehatan oleh pemerintah pusat memberikan peluang bagi daerah untuk berperan
serta. Tetapi dengan kemampuan daerah yang bervariasi, memungkinkan tidak
tercapainya equity bagi daerah berkemampuan
fiskal rendah.
Kemampuan fiscal daerah terbatas,
namun Life must go on dan harus bisa
mencapai equity bagi seluruh
masyarakat. Dengan demikian setiap daerah harus mampu membuat prioritas masalah
kesehatan yang nantinya dapat dipertimbangkan menjadi urutan masalah prioritas
dalam penanganannya. Tentu hal ini tidak mudah karena harus meyakinkan banyak
pihak yang masih awam dengan aspek kesehatan. Oleh karena itu, seorang penentu
kebijakan dalam bidang kesehatan disuatu daerah harus memiliki kemampuan yang
mumpuni untuk menentukan masalah prioritas, yang selanjutnya dipakai sebagai
bahan dalam meyakinkan kepala daerah maupun badan legislatif dalam
implementasinya. So………………….?? Bisakah ini ditangani oleh orang2 yg tidak
relevan dgn bidang kesehatan…?? Hhhmmmmmmm........ By. C_url