Jumat, 20 Januari 2012

Hhhhhmmmmmmmmmmmmm...... perjalanan awal.....

Pengumuman Hasil Seleksi Program Kemitraan Sekolah (SPKS) Universitas Brawijaya Tahun Akademik 2006/2007
Bagi yang diterima harap membaca surat undangan diatas.
Berikut daftar peserta yang diterima (gunakan tanda / untuk menshorting data perkolom):
- tanda untuk mengurutkan data dari atas ke bawah.
- tanda untuk mengurutkan data dari bawah ke atas.
Halaman [ 1 ]   [ 2 ]   [ 3 ]   [ 4 ]   [ 5 ]   [ 6 ]  
50 dari 261 siswa yang diterima
Nama No.Test Asal Sekolah Kota Fakultas Prog.Studi
DHIAR WIDIANINGTYAS 5067410213 SMAN 3 BOGOR BOGOR KEDOKTERAN ILMU KEPERAWATAN
DEWI PUSPITASARI 5067410183 SMAN 1 GRESIK GRESIK TEKNIK ARSITEKTUR
DEWI ANGGUN MARIANA 5067410083 SMAN 1 PACITAN PACITAN ILMU ADMINISTRASI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
DEVITA IKA PRAMESTY 5067410151 SMAN 4 SIDOARJO SIDOARJO PERTANIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
DEVI ANDRIATI 5067410128 SMAN 4 BANDA ACEH ACEH UTARA M I P A ILMU KOMPUTER
DEFIN SHAHRIAL PUTRA 5067410030 SMAN 2 NGAWI BANJARMASIN, KALSEL EKONOMI MANAJEMEN
DAYU NAFILA APRIANI 5067410127 SMAN 1 SUMBAWA BESAR NTB SUMBAWA BESAR-NTB M I P A STATISTIKA
CIPTO HADI TRI S 5067410014 SMAN 2 JOMBANG JATIM JOMBANG EKONOMI EKONOMI PEMBANGUNAN
CINDY PUSPITASARI 5067410067 SMAN 2 JOMBANG JATIM JOMBANG HUKUM ILMU HUKUM
CHRISTINA RACHMAWATI 5067410120 SMAN 4 SIDOARJO SIDOARJO M I P A KIMIA
CHRISLISIAS WILMAR P 5067410146 SMAN 2 BENGKULU PALANGKARAYA KALTENG PERTANIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
CHANDRA UMBU REKU L 5067410166 SMAN 1 WALIKABUBAK SUMBA BARAT NTT WAIKABUBAK TEKNIK TEKNIK SIPIL
CERIA NURHAYATI 5067410119 SMA WACHID HASYIM 2 TAMAN SIDOARJO SIDOARJO M I P A BIOLOGI
CATTLEYA WAHYU P 5067410007 SMAN 4 MALANG MALANG BAHASA DAN SASTRA SASTRA INGGRIS
BRANDO ANERL WIJAYA 5067410113 SMA YAYASAN PUPUK KALTIM BONTANG, KALTIM ILMU SOSIAL ILMU KOMUNIKASI
BRAMANTYA ADE PUTRA 5067410095 SMAN 1 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG ILMU SOSIAL ILMU KOMUNIKASI
BILLY SATYANEGARA 5067410039 SMA ST ALBERTUS MALANG MALANG EKONOMI MANAJEMEN
BENING NAWANGSARI 5067410238 SMAN 1 SUKOHARJO JATENG SUKOHARJO KEDOKTERAN PENDIDIKAN DOKTER
AYU RYZKI ANJASMARA 5067410228 SMAN 2 JOMBANG JATIM JOMBANG KEDOKTERAN ILMU GIZI
AYU RENNY FARDIANA 5067410092 SMAN 7 DENPASAR BALI MATARAM ILMU ADMINISTRASI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
AYU FEBRIANI A 5067410212 SMAN 2 BENGKULU BENGKULU KEDOKTERAN ILMU KEPERAWATAN
ASTRIANA SOEHARYANTI 5067410214 SMAN 1 TALUN BLITAR BLITAR KEDOKTERAN ILMU KEPERAWATAN
ARUMSARI K 5067410233 SMAN 61 JAKARTA JAKARTA TIMUR KEDOKTERAN PENDIDIKAN DOKTER
AROS DITO NUR H 5067410196 SMAN 2 SURABAYA SURABAYA TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
ARINA DESI MAYASARI 5067410243 SMAN 2 JOMBANG JATIM JOMBANG KEDOKTERAN PENDIDIKAN DOKTER
ARIF WAHYU PRABOWO 5067410162 SMAN 1 JOMBANG JOMBANG TEKNIK TEKNIK SIPIL
ARIF HANDOYO 5067410182 SMAN 1 BONTANG KALTIM BONTANG-KALTIM TEKNIK TEKNIK ELEKTRO
ARIEF INDRAWAN M 5067410065 SMAN 1 GEDANGAN SIDOARJO SIDOARJO HUKUM ILMU HUKUM
ARI WIDYA LESTARI 5067410042 SMAN 4 MADIUN MADIUN EKONOMI MANAJEMEN
APRILIANA CAHYAWATI 5067410200 SMAN 2 BOJONEGORO BOJONEGORO TEKNOLOGI PERTANIAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
APRIANI ANASTASIA A 5067410116 SMA YPPK TARUNA BAKTI JAYAPURA, PAPUA ILMU SOSIAL ILMU KOMUNIKASI
ANITA CAROLINA 5067410253 SMA KRISTEN PETRA 2 SURABAYA SURABAYA KEDOKTERAN PENDIDIKAN DOKTER
ANISA WIMA 5067410133 SMAN 1 GEDANGAN SIDOARJO SIDOARJO M I P A ILMU KOMPUTER
ANISA FITRI L 5067410249 MAN 3 MALANG BLITAR KEDOKTERAN PENDIDIKAN DOKTER
ANGGRAINI KUSWARDANI 5067410045 SMA VIDYA DAHANA BONTANG BONTANG, KALTIM EKONOMI MANAJEMEN
ANDRY BUDHI YULIANTO 5067410174 SMAN 1 BONTANG KALTIM BONTANG-KALTIM TEKNIK TEKNIK MESIN
ANDRIK PRASTIYONO 5067410134 SMAN 1 MAOSPATI MAGETAN MAGETAN M I P A ILMU KOMPUTER
ANDRI HERMAWAN 5067410168 SMAN 1 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG TEKNIK TEKNIK MESIN
ANDI EFENDI 5067410191 SMAN 4 BANDA ACEH BANDA ACEH TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
ANDHYKA RACHMADY 5067410021 SMAN 1 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG EKONOMI MANAJEMEN
ALICIA AYU CHANDRA 5067410227 SMA WACHID HASYIM 2 TAMAN SIDOARJO GRESIK KEDOKTERAN ILMU GIZI
ALFIAN ARDIANSYAH 5067410089 SMAN 1 LAMONGAN LAMONGAN ILMU ADMINISTRASI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
ALFIAH KUSUMAWATI 5067410051 SMAN 1 GRESIK GRESIK EKONOMI AKUNTANSI
ALFAN BAKHTIARSYAH 5067410229 SMAN 2 NGAWI NGAWI KEDOKTERAN ILMU GIZI
ALBERT SUTJIPTO 5067410242 SMA KRISTEN PETRA 4 SIDOARJO SIDOARJO KEDOKTERAN PENDIDIKAN DOKTER
AKPRILIN YK 5067410143 SMAN 2 MADIUN MADIUN PERTANIAN AGRONOMI
AKBAR MAULANA 5067410104 SMAN 1 GEDANGAN SIDOARJO SIDOARJO ILMU SOSIAL ILMU KOMUNIKASI
AJI BAYU WICAKSONO 5067410244 SMAN 2 NGAWI KROMENGAN MALANG KEDOKTERAN PENDIDIKAN DOKTER
AIDA FITRI R F D 5067410064 SMAN 1 GEDANGAN SIDOARJO SIDOARJO HUKUM ILMU HUKUM
AHAD ABDUL MUNIF S 5067410061 SMAN 1 TUMPANG MALANG MALANG HUKUM ILMU HUKUM

Ada namaku....... hehehhe....

Graduation Ceremony July 2011

On the 9th of July 2011, The University of Nusa Cendana (Undana) held a graduation ceremony. On this ceremony there were 429 graduates: 51 graduates from Postgraduate programs,  237 graduates from Faculty of Education and Teachers Training, 11 graduates from Faculty of Animal Science, 36 graduates from Faculty of Law, 22 graduates from Faculty of Social and Political Science, 29 graduates from Faculy of Agriculture, 12 graduates from Faculty of Community Health and 31 graduates from Faculty of Science and Engineering.
Out of the 237 graduates, 25 graduated with honors. The ceremony that was held in the main auditorium of Penfui Undana Campus was led by Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App.Sc,Ph.D.


Special commendations were given to the following graduates :
Highest GPA :
Postgraduate Linguistic Program
Efrem Hama Kelore, S.Pd,M.Hum
GPA : 3.92, Length of study : 2 years

Best Graduates:
Faculty of Education and Teachers Training:
Yohanes K. Hukak Kedang, S.Pd

Faculty of Animal Science
Putri Nagari, S.Pt

Faculty of Social and Political Science
Fecky M. Leonardo Latu, S.Sos

Faculty of Law
Anggelina Ikun Sally, SH

Faculty of Agriculture
Teguh Agustinus Oematan, SP

Faculty of Community Health
Candra Umbu Reku Landuwulang, S.KM

Faculty of Science and Engineering
Amorin Soriano Menezes, ST

Congratulations to all Undana graduates !

Kamis, 19 Januari 2012

RHODNIUS PROLIXUS SEBAGAI VEKTOR PENULAR TRYPANOSOMA CRUZI.................by Chandra URL


2.1 Rhodnius prolixus sebagai Vektor Penular Trypanosoma cruzi
Penyakit Chagas adalah penyakit parasit kronis yang ditularkan oleh bug triatomine (Reduviidae: Triatominae) dan terbatas dalam distribusi ke Amerika. Agen penyebab adalah protozoa Trypanosoma cruzi, dan Rhodnius prolixus adalah vektor utama di Venezuela dan Kolombia. Diperkirakan 18 juta orang  terinfeksi, dan penyakit Chagas adalah penyebab utama kardiomiopati dan kematian akibat penyakit jantung. Umumnya, infeksi terlihat pada orang yang tinggal di daerah pedesaan dengan tigkat ekonomi lemah atau pinggiran kota Amerika Latin.
Di Venezuela, program nasional sebagai kontrol terhadap Penyakit Chagas dilakukan pada tahun 1960 dengan tujuan mengganggu transmisi intradomestic dengan pengendalian vektor menggunakan penyemprotan residu dalam ruangan dan luar ruangan dengan hexachlorocyclohexane, dieldrin dan mengganti rumah berdinding lumpur, beratap kelapa pondok dengan tempat tinggal blok semen dan atap seng pada skala besar (Program Perumahan Nasional Pedesaan) untuk mencegah Rhodnius prolixus domestik beristirahat dan berkembang biak. Sejak tahun 1980-an, dieldrin diganti dengan fenitrothion di kebanyakan negara bagian dan dilakukan  pemeriksaan rutin pada semua bank darah di rumah sakit umum untuk mengetahui infeksi Trypanosoma cruzi dengan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Upaya untuk meningkatkan pendidikan kesehatan juga dilaksanakan. Intervensi ini telah mengurangi kejadian tahunan dari infeksi T. cruzi dari sekitar 10 per 1.000 penduduk pada tahun 1950 menjadi 1 per 1.000 pada 1980-an. Hal ini telah menurunkan beban besar penyakit di antara kaum miskin pedesaan. Namun, analisis indikator epidemiologi dari 10 tahun terakhir telah menunjukkan bahwa penularanya belum terganggu dan sekarang mungkin akan meningkat.
Meskipun keberadaan R. prolixus di tempat tinggal manusia tetap merupakan faktor risiko utama untuk pemeliharaan transmisi domestik, invasi oleh spesies liar triatomine baru-baru ini telah didokumentasikan di Venezuela, menunjukkan adanya adaptasi. Temuan ini layak mendapat perhatian karena bug sylvatic sering menunjukkan tingkat infeksi yang tinggi  dan dapat membentuk siklus domestik baru dari T. cruzi.
Saat ini, T. cruzi dibagi menjadi T. cruzi I dan T. cruzi II, yang secara luas sesuai dengan zymodemes utama (Z1 dan Z2); kelompok zymodeme ketiga Z3, juga dikenal sebagai T. cruzi IIa, dianggap oleh beberapa orang erat kaitannya dengan T. cruzi I. Ketiga kelompok zymodeme telah dikaitkan dengan vektor dan reservoir yang berbeda.

2.2 Transmisi Penyakit Chagas/Trypanosomiasis (T. cruziR. proluxis – Manusia)
Stadium perkembangan T. cruzi dalam tubuh R. proluxis yang infeksius bagi manusia dinamakan trypomastigote atau metacyclic trypanosoma. Stadium ini berada di usus R. proluxis dan dinamakan posterior station parasite. R. proluxis yang sedang meghisap darah manusia biasanya juga defekasi di sekitar tempat gigitan, dimana dalam tinjanya banyak terdapat trypomastigote sebagai posterior station parasite. Trypomastigote yang terjatuh di kulit manusia dapat masuk ke dalam bekas gigitan melalui gosokan atau garukan. Di dalam darah, Trypomastigote masuk ke dalam makrophage dan berkembang menjadi  amastigote atau leishmanial form yang berbentuk bulat. Amastigote ini berkembang biak secara membelah diri intraseluler dalam cytoplasma macrophage sehingga macrophage tadi tidak mampu menahan jumlah amastigote yang sedemikian banyak dan akhirnya pecah. Degan pecahnya macrophage tersebut keluarlah leptomonal form yang berbentuk memanjang dann pipih. Selanjutnya leptomonal form ini akan berubah bentuk menjadi chritidial form yang menyerupai leptomonal form dan akhirnya menjadi trypanosomal form. Perkembangan terakhir dalam tubuh manusia adalah bentuk trypanosomal dewasa yang berbentuk seperti huruf “C” atau “U”. trypanosomal form dewasa kemudiann mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh penderita dan dapat dijumpai di seluruh reticuloendothelial  system seperti lien, kelenjar limfe dan hati, bahkan juga jantung dan otak.
Siklus dalam tubuh R. proluxis dimulai saat menghisap darah manusia. R. proluxis yang menghisap darah manusia juga menghisap Trypanosomal form dewasa yang kemudian masuk ke dalam perutnya dan berubah mejadi epimastigote yaitu sebagai crithidial formi. Stadium perkembangan terakhir ini kemudian berubah menjadi metacyclic form atau trypomastigote kembali setelah dua minggu di dalam tubuh R. proluxis. Akhirnya parasit ini berada dalam usus R. proluxis sebagai posterior station parasite. Selanjutnya siklus pada manusia terulang kembali bilamana R. proluxis yag mengandung trypomastigote menggigit manusia lagi.



2.3 Perkembangan Pengendalian R. proluxis sebagai vektor T. cruzi
Tantangan mengendalikan vektor penyakit dengan penyemprotan yang masih belum 100% efektif, memicu pengembangan strategi baru yang melibatkan manipulasi genetik vektor arthropoda dalam hal ini R. proluxis sebagai vektor T. curzi. Tujuan dari strategi ini adalah pengurangan kompetisi vektor dan kemampuan dari sebuah vektor arthropoda untuk mengirimkan suatu patogen menular. Studi terbaru telah menggambarkan suatu metode yang disebut paratransgenesis, yang melibatkan modifikasi bakteri simbiotik dari arthropoda.
Dalam pendekatan ini, bakteri simbiotik ditransformasikan dengan mengekspresikan gen asing anti-patogen agen. Pendekatan ini diterapkan dalam sistem kontrol untuk penyakit Chagas melibatkan vektor triatomine Rhodnius prolixus (ordo Hemiptera, keluarga Reduviidae) dan simbion obligatnya Rhodococcus rhodnii. R. rhodnii berada dalam lumen usus vektor, didekat Trypanosoma cruzi sebagai agen penyebab penyakit Chagas. R. rhodnii direkayasa secara genetik dengan memasukkan peptida kekebalan serangga ke dalam tubuhnya yakni cecropin A pada konsentrasi yang cukup untuk membunuh T. cruzi. Transfer gen horizontal (TGH) adalah rute migrasi yang paling mungkin untuk bahan genetik asing, misalnya cecropin transgen A. TGH telah memainkan peran penting dalam evolusi bakteri dan terlibat dalam fenomena yang mempengaruhi kesehatan manusia, termasuk resistensi antimikroba dan regulasi virulensi. 


Referensi:
M. Dora Feliciangeli et al. Mixed domestic infestation by rhodnius prolixus stäl, 1859 and panstrongylus geniculatus latreille, 1811, vector incrimination, and seroprevalence for trypanosoma cruzi among inhabitants in el guamito, lara state, Venezuela. 2004; 71:501-505 [Am J Trop Med Hyg]

Sandjaja, Bernardus. 2007. Protozologi Kedokteran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Scott Matthews, Vadrevu SreeHari Rao, and Ravi V Durvasula. Modeling horizontal gene transfer (HGT) in the gut of the Chagas disease vector Rhodnius prolixus. December 24, 2010; Accepted May 14, 2011 [PubMed]

Minggu, 15 Januari 2012

PERKEMBANGAN DAN PATHOGENESIS DARI VIBRIO CHOLERA KLASIK, SERTA REPON IMMUN TERHADAP INFEKSINYA.........................By. Chandra URL


2.1 Gambaran Umum Vibrio cholera
V.cholera terdapat dua tipe, klasik dan El Tor, yang dibagi berdasarkan struktur dan parameter laboratorium lainnya. Masing- masing biotipe dibagi dua lagi yaitu Inaba dan Ogawa. Perbedaan V.cholerae tipe El Tor dengan kolera lain adalah resistan terhadap polimiksisin B, resistensi terhadap kolerafaga tipe IV dan menyebabkan hemolisis pada eritrosit kambing. Vibrio cholerae pertama kali diisolasi sebagai  penyebab penyakit kolera oleh seorang ahli anatomi Italia, Fillipo Pacini pada tahun 1854. Tetapi penemuannya tersebut tidak terlalu dikenal oleh dunia. Lalu baru pada tahun 1884, melalui penelitian Robert Koch dunia mengenal bakteri tersebut. Kolera berasal dari Gangga delta, suatu bagian dari distrik di India sejak tahun 1817. Sejak tahun 1917 telah terjadi tujuh pandemic besar yang penyebarannya bahkan mencapai Eropa. Vibrio yang bertanggung jawab terhadap terjadinya pandemic ke-7 yaitu  V.cholerae O1, biotipe El Tor. Pandemic ke tujuh baru dimulai pada tahun 1961 ketika Vibrio pertama kali muncul menyebabkan epidemic kolera di Sulawesi, Indonesia . Penyakit ini lalu  menyebar dengan cepat ke Negara Asia timur lainnya dan mencapai Bangladesh pada tahun 1963, India pada tahun 1964 dan kawasan Soviet- Russia pada tahun 1965-1966. Pada januari 1991, epidemic kolera menyerang Amerika latin. Dimulai di Peru, penyakit ini dibawa oleh nelayan ke Ekuador dan Kolombia dan dibawa pelancong ke seluruh Amerika pusat dan Selatan. Hampir 400.000 kasus dilaporkan pada tahun pertama wabah. Angka mortalitas seluruhnya kira kira 1 persen, angka tersebut mendekati 20-30 persen masyarakat yang terjangkit yang karena kekurang- tahuan akan penyakit ini yang menyebabkan pemeriksaan teurapetik yang berlebihan.



2.2 Perkembangan Terbaru V. cholera (Klasik ctxB dalam Vibrio cholerae O1)

Vibrio cholerae strain-O1 dapat dipecah menjadi 2 biotipe klasik dan El Tor, biotipe ini berdasarkan perbedaan fenotipik beberapa (Tabel - 1). Juga Vibrio cholerae O1 adalah sub-dibagi menjadi 3 serotipe Ogawa, Inaba dan Hikojima.
Tabel 1. Fitur utama dari Vibrio cholera biotipe - O1
Karakter
Klasik
El Tor
Hemolisis domba RBC
-
+
Voges proskauer (VP) tes
Lemah atau negative
+
Kerentanan terhadap polimiksin B (50IU)
+
-
Lisis oleh bakteriofag klasik IV
+
-

Hal di atas menunjukkan perbedaan mendasar dari biotipe klasik dan El Tor. Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak ilmuwan yang terus memantau perkembangan V. cholera. Di antara 206 serogrup Vibrio cholerae, O1 dan O139 yang berhubungan dengan epidemi kolera. Serogrup O1 diklasifikasikan menjadi 2 biotipe, klasik dan El Tor. Secara konvensional, 2 biotipe dapat dibedakan berdasarkan seperangkat sifat fenotipik. Analisis genomik komparatif telah menunjukkan variasi dalam gen yang berbeda antara biotipe. Toksin kolera (CT), toksin utama yang bertanggung jawab untuk penyakit kolera, memiliki 2 epitypes atau bentuk imunologi, CT1 dan CT2. Klasifikasi lain mengakui 3 genotipe berdasarkan urutan gen variasi ctxB. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul bentuk baru dari V. cholerae O1, yang memiliki ciri-ciri dari kedua klasik dan El Tor biotipe, telah diisolasi di Bangladesh, Mozambik, Vietnam, Hong Kong, Jepang, dan Zambia.
Berdasarkan penelitian yang diilakukan di Kolkata India, Strain diperiksa dengan uji mutasi ketidaksesuaian amplifikasi (MAMA) berbasis PCR untuk mendeteksi alel ctxB; primer digunakan untuk 2 alel, FW-Com (5'-ACTATCTTCAGCATATGCACATGG-3'); dan 2 alel spesifik primer, Re-CLA (5'-CCTGGTACtTTCTACTTGAAACG-3') dan Re-elt (5'-CCTGGTACTTCTACTTGAAACA-3'), masing-masing digunakan untuk biotipe klasik dan Tor El.
Hasil MAMA-PCR menunjukkan bahwa sejak tahun 1995 jenis klasik telah sepenuhnya menggantikan jenis ctxB El Tor. Urutan asam amino disimpulkan selaras dengan urutan CtxB strain referensi N16961 (El Tor) dan O395 (klasik). Urutan asam amino menyimpulkan dari semua 25 strain yang diuji identik dengan strain referensi klasik; histidin berada di posisi 39 dan treonin berada di posisi 68. Dengan demikian, hasil dari sekuensing DNA dari gen ctxB dikonfirmasi MAMA-PCR dengan baik.
Hasil ini menunjukkan peristiwa yang patut dicatat dalam evolusi terakhir strains V. cholerae. Analisis ctxB yang telah beredar di Kolkata selama 17 tahun (1989-2005) menunjukkan bahwa pada tahun 1989 hanya alel El Tor yang terdapat ctxB. Hasil kami lebih lanjut menunjukkan bahwa jenis ctxB klasik muncul pada tahun 1990, meskipun El Tor jenis ctxB masih hadir dalam jumlah yang hampir sama selama tahun itu. Selama tahun 1991, sebuah peristiwa unik terjadi ketika jenis klasik menjadi dominan, bersama dengan strain yang memiliki keduanya yakni klasik dan El Tor jenis ctxB. Pada tahun 1994, isolasi strain El Tor dengan ctxB menjadi langka, dan alel ctxB utama adalah dari jenis klasik.  Strain V. cholerae O1 dari tahun 1995 dan seterusnya ditemukan hanya membawa ctxB jenis klasik, yang benar-benar menggantikan El Tor tipe alel ctxB.
Penggantian jenis El Tor ctxB oleh alel klasik telah dilaporkan di Bangladesh sejak 2001, yang tampaknya telah terjadi sebelumnya di Kolkata. Perubahan ini didorong oleh tekanan selektif untuk bertahan hidup dan beradaptasi lebih baik di usus host. Mengingat peningkatan prevalensi global kolera, asal dan penyebaran varian baru dari V. cholerae strain harus dilacak dalam populasi dengan analisis genom.

2.3 Pathogenesis V. cholera
Dalam keadaan ilmiah, Vibrio cholerae hanya pathogen terhadap manusia. Seseorang yang memiliki asam lambung yang normal memerlukan menelan sebanyak 1010 atau lebih Vibrio cholerae dalam air agar dapat menginfeksi, sebab kuman ini sangat sensitif terhadap suasana asam. Jika mediatornya makanan sebanyak 102 – 104 organisme yang diperlukan, karena kapasitas buffer yang cukup dari makanan. Beberapa pengobatan dan keadaan yang dapat menurunkan kadar asam di lambung membuat seseorang lebih sensitive terhadap infeksi Vibrio cholerae.
·         Enterotoksin
Enterotoksin adalah suatu protein,dengan berat molekul 84.000 dalton tahan panas tetapi tidak tahan asam. Resisten terhadap tripsin tetapi dirusak oleh protease. Toksin kolera mengandung dua sub unit yaitu B (binding) dan A (active). Sub unit B mengandung lima  polipeptida, diman masing- masing molekul memiliki aktivitas ADP ribosyltransferase dan menyebabkan transfer ADP ribose dari NAD ke sebuah guanosine triphospate, binding protein yang mengatur aktivitas adenilat siklase  yang menakibatkan produksi cAMP yang menghambat absorpsi NaCl dan merangsang ekskresi klorida, yang menyebabkan hilangnya air,NaCl, Kalium dan Bikarbonat.
·         Perlekatan (adheren)
Vibrio cholerae tidak bersifat invasive, kuman ini tidak masuk dalam aliran darah tetapi tetap berada dalam saluran usus. Vibrio cholerae yang virulen harus menempel pada mikrovili permukaan sel epitel usus  baru menimbulkan keadaan patogen. Disana mereka melepaskan toksin kolera (enterotoksin). Toksin kolera diserap di permukaan  gangliosida sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida dan menghambat absorpsi natrium. Akibatnya kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Secara histology, usus tetap normal.

2.4 Immunitas terhadap V. cholera
Immunitas terhadap ifeksi V. cholera sangat kompleks. Manusia menghasilkan immunoglobulin vibriosid dalam sirkulasi maupun IgA sekretori local terhadap bakteri, juga antibody terhadap enterotoksin. Walaupun antibodi dalam sirkulasi dapat dengan mudah keluar mukosa dan masuk saluran gastrointestinal, mungki antibody ini tidak tahan digesti enzimatis. Dalam usus halus, IgA sekretori timbul segera sesudah rangsangan antigenic dan diduga berfungsi mencegah perlekatan toksin pada mukosadan mengahambat replikasi vibrio. Walaupun IgA sekretori resisten terhadap digesti enzimatis, ia dapat bertahan selama masa yang relatif pendek sesudah rangsangan antigenik. Vaksin yang berisi kholeragen subunit B yang dimurnikan telah dikembangkan. Vaksin ini merupakan tooksoid yang efektif, dan merangsang antibodi untuk mencegah toksin lengkap yang melekat pada usus. Imunisasi oral dengan vaksin subunit B bersama dengan organisme mati merangsang respon IgA sekretori dan proteksi. 

Referensi:
Dziejman M , Balon E , Byod D , Fraser CM , Heidelberg JF , Mekalanos JJ . Comparative genomic analysis of Vibrio cholerae genes that correlate with cholera endemic and pandemic diseases. Proc Natl Acad Sci USA . 2002 ; 99 : 1556 – 61 . [PubMed]

Finkelstein RA , Burks F , Zupan A , Dallas WS , Jacob CO , Ludwig DS . Epitopes of the cholera family of enterotoxins. Rev Infect Dis . 1987 ; 9 : 544 – 61 . [PubMed]

Jawetz et al. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Edidi 20 Penerbit Buku Kedokteran

Stanford et al. 1994. Dasar Biologis dan Klinis Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University